Skip to content

December 27, 2020

Duncan Edwards, Kisah Tragisnya Menjadi Penyesalan Terbesar Disepak Bola

  • by

Duncan Edwards meninggal dunia saat usianya masih 21 tahun. Pesepakbola muda dari jalanan Black Country memiliki perjalanan karir yang tragis dan dari kisah tragisnya tersebut menjadi penyesalan terbesar disepak bola. Talenta yang dimilikinya tidak usah diragukan lagi. Dirinya bahkan membuat pesepakbola legenda Bobby Charlton merasa rendah.

Diusia 18 tahun, Edward sudah mulai berkarir dalam dunia sepakbola dan mulai membela tim nasional serta membantu tanah kelahirnya menghancurkan musuh bebuyutan Skotlandia dengan skor akhir 7-2. Kehadirannya menggemparkan dunia saat itu. Ia dianggap menjadi salah satu pesepakbola yang memiliki paket lengkap yang mampu bersinar dimana pun akan diletakkan.

Sangat disayangkan, dunia belum mengetahui secara sepenuhnya mengenai kemampuan yang dimiliki oleh Edward sebenarnya. Dia meninggal dunia karena kecelakaan pesawat yang juga menewaskan semua para pemain United di Munich, Jerman, 1958.

Edwards mengucapkan selamat tinggal kepada orang tuanya untuk pergi ke Manchester pada 1952. Dia tergoda dengan tawaran Matt Busby yang membuatnya menolak tawaran dua klub lokal yaitu Wolverhamton Wanderers dan Aston Villa.

Edwards juga berhasil beradaptasi dengan cepat di Old Trafford. Pesepakbola kelahiran Dudley ini menjalankan debut pertamanya di tim utama United pada 16 tahun dan saat itu berhadapan dengan Cardiff City. Sejak itu karirnya berkembang pesat dan mulai menjadi pelapis sampai menjadi bagian utama dari tim utama klub.

Edwards memiliki kontribusi dalam hal membantu Manchester United menjadi juara ajang Liga Inggris musim 1955-1956 dan 1956-1957. Ia juga berkesempatan memenangkan piala ajang Liga Champions setelah sebelumnya berhasil membawa United maju kebabak semifinak 1957-1958.

Edwards dikenal sebagai gelandang bertahan dan dipercaya bisa mengisi setiap posisi selain kiper. Kemampuan yang dimilikinya terbukti saat menjadi sebuah laga. Ia memulai laga sebaga striker tetapi mengakhiri laga diposisi jantung pertahanan. Aset terbesar yang dimiliki Edwards adalah kekuatan fisik dan otoritasnya saat berada di lapangan. Ia memiliki kombinasi yang luar biasa menginga bahwa usianya yang masih muda.

Para legenda sepakbola seperti Stanley Matthews mengungkapkan bahwa Edwards seperti batu yang ada dilaut yang mengamuk sedangkan Bobby Moore menyamakannya dengan Rock Of Gibraltar. Dengan teknik permainan yang keras serta tendangan yang kencang membuat ia mendapatkan julukan sebagai Big Dunc dan The Tank selama menjalankan laga.